Sabtu, 07 April 2012

ASKEB BENDUNGAN ASI

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NORMAL PADA NY. U HARI KE-4 DENGAN BENDUNGAN ASI DI BPM NY. SUDARTI, S.SiT
DESA BANJARSARI KEC. SAYUNG KAB. DEMAK
Tanggal pengkajian     : 20 Oktober 2011
Jam                             : 06.00 WIB
Tempat pengkajian     : Dusun Dombo Ds. Banjarsari
Nama mahasiswa       : Hevi Dia Lestari
NIM                             : 3.09.048
I.       PENGKAJIAN
A.    SUBYEKTIF
1)    Identitas
Identitas pasien
Nama                   : Ny. U
Umur                    : 29 Tahun
Agama                 : Islam
Suku/bangsa        : Jawa/ Indonesia
Pendidikan           : SMA
Pekerjaan             : Pedagang
Alamat                  : Dsn. Dombo Rt. 08 Rw. 03 Ds. Banjarsari Kec.
  Sayung Kab. Demak

Identitas penanggungjawab/suami
Nama                   : Tn. R
Umur                    : 32 Tahun
Agama                 : Islam
Suku/bangsa        : Jawa/Indonesia
Pendidikan           : SMP
Pekerjaan             : Serabutan
Alamat                  : Dsn. Dombo Rt. 08 Rw. 03 Ds. Banjarsari Kec.
  Sayung Kab. Demak

2)    Keluhan utama
Ibu mengatakan baru saja melahirkan anak keduanya 4 hari yang lalu tanggal 16 Oktober 2011, ibu mengeluhkan merasa cemas karena kedua payudaranya bengkak, keras, terasa sakit, pengeluaran ASI sedikit, dan bayinya menyusu hanya sebentar kemudian gumoh.

3)    Riwayat kesehatan
a.    Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan pada nifasnya yang dahulu payudaranya tidak bengkak, ASI keluar lancar. Ibu juga tidak pernah merasakan gejala penyakit jantung (Jantung berdebar-debar, mengeluarkan banyak keringat). Asma (Pernafasan berbunyi, sesak napas, sering batuk di waktu malam hari atau cuaca dingin). TBC (Batuk terus-menerus dan berdahak kurang lebih 2-3 minggu, Dahak yang keluar terkadang bercampur darah, Demam lebih dari 1 bulan, sering berkeringat pada malam hari). Ginjal (sakit pinggang, sakit atau susah BAK, dan sering BAK terutama diwaktu malam hari). Diabetes mellitus (sering, makan, minum, BAK, berat badan turun, dan luka sulit sembuh). Penyakit menular seksual ( sakit saat BAK atau berhubungan seksual, nyeri pada perut bagian bawah, keputihan yang berbau, berbusa, kehijauan dan gatal, ada bintil-bintil berisi cairan). Hipertensi (tekanan darah tinggi, pusing di daerah tengkuk).
b.    Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sekarang payudaranya bengkak, keras, terasa sakit dan ASInya keluar sedikit. Ibu tidak merasakan gejala penyakit jantung (Jantung berdebar-debar, mengeluarkan banyak keringat). Asma (Pernafasan berbunyi, sesak napas, sering batuk di waktu malam hari atau cuaca dingin). TBC (Batuk terus-menerus dan berdahak kurang lebih 2-3 minggu, Dahak yang keluar terkadang bercampur darah, Demam lebih dari 1 bulan, sering berkeringat pada malam hari). Ginjal (sakit pinggang, sakit atau susah BAK, dan sering BAK terutama diwaktu malam hari). Diabetes mellitus (sering, makan, minum, BAK, berat badan turun, dan luka sulit sembuh). Penyakit menular seksual ( sakit saat BAK atau berhubungan seksual, nyeri pada perut bagian bawah, keputihan yang berbau, berbusa, kehijauan dan gatal, ada bintil-bintil berisi cairan). Hipertensi (tekanan darah tinggi, pusing di daerah tengkuk)
c.    Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa ibu mertuanya mempunyai penyakit tekanan darah tinggi, namun anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit jantung (Jantung berdebar-debar, mengeluarkan banyak keringat). Asma (Pernafasan berbunyi, sesak napas, sering batuk di waktu malam hari atau cuaca dingin). TBC (Batuk terus-menerus dan berdahak kurang lebih 2-3 minggu, Dahak yang keluar terkadang bercampur darah, Demam lebih dari 1 bulan, sering berkeringat pada malam hari). Ginjal (sakit pinggang, sakit atau susah BAK, dan sering BAK terutama diwaktu malam hari). Diabetes mellitus (sering, makan, minum, BAK, berat badan turun, dan luka sulit sembuh). Penyakit menular seksual ( sakit saat BAK atau berhubungan seksual, nyeri pada perut bagian bawah, keputihan yang berbau, berbusa, kehijauan dan gatal, ada bintil-bintil berisi cairan). Hipertensi (tekanan darah tinggi, pusing di daerah tengkuk).

4)    Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali saat berumur 18 tahun dengan suami berumur 21 tahun, dan lama perkawinannya adalah 11 tahun.

5)    Riwayat obstetri
a.      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Tabel 3.1  Distribusi Frekuensi Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu

No.
Tgl Lahir
Umur Kehamilan
Penolong
Komplikasi
Jenis kelamin
BB/PB lahir
Nifas
Ibu
Bayi
Laktasi
Komplikasi
1.
24 Sept 2003
9 bulan
Bidan
Tidak ada
Tidak ada
P
3400 gram
47  cm
Ya
Tidak ada

b.      Riwayat persalinan sekarang
1.   Ibu datang ke BPM Ny. Sudarti tanggal 16 Oktober 2011 jam 06.00 WIB, untuk memeriksakan kehamilannya karena sudah merasakan kenceng-kenceng sejak jam 16.00 WIB tanggal 15 Oktober 2011, bayi laki-laki lahir spontan jam 10.50 WIB, BB : 3700 gram, PB : 54 cm penolong persalinan adalah bidan.
2.   Riwayat nifas
Sejak lahir sampai hari ke-4 bayi minum ASI sedikit kemudian gumoh,  bayi terlihat tidak puas dan ASInya keluar hanya sedikit. Selama masa nifas hari ke-4 ibu merasakan payudaranya bengkak, keras, dan terasa sakit. Kontraksi baik, pengeluaran pervaginam berupa lochea sanguinolenta dan setelah melahirkan ibu sudah minum vitamin A 1 tablet 100.000 SI.
6)    Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selama 6 tahun dan tidak ada keluhan selama menggunakan KB suntik. Ibu berhenti menggakan KB karena ingin mempunyai anak lagi.

7)    Pola kebutuhan sehari-hari
Kebutuhan
Selama nifas
Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3xsehari dengan porsi 1 piring sedang. Jenisnya nasi, lauk, sayur, buah kadang-kadang, cemilan. Tidak ada keluhan.
Minum 7-8 gelas sehari. Jenisnya air putih, teh, sirup, susu kadang-kadang. Tidak ada keluhan.
Eliminasi
Ibu mengatakan BAB 2 hari sekali mulai hari ke-2 setelah melahirkan, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feces. Tidak ada keluhan.
BAK 5-6 X sehari konsistensi cair, warna kuning jernih, bau khas urin. Tidak ada keluhan.
Aktivitas
Ibu mengatakan sekarang sudah bisa melakukan aktivitas sendiri, merawat bayinya dan melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu dan melipat pakaian. Tidak ada keluhan.
Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 2 jam sehari, tidur malam 4-5 jam sehari, ibu merasa cemas karena bayinya menangis, ASInya keluar sedikit, dan payudaranya bengkak.
Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2xsehari, gosok gigi 2xsehari, selama nifas ibu baru keramas 1 kali, ganti celana dalam 4 kali sehari. Tidak ada keluhan.

8)    Kehidupan psikososial, ekonomi, spiritual, dan pengetahuan
a.      Ibu mengatakan ibu dan keluarganya bahagia dengan kelahiran bayinya.
b.      Ibu mengatakan ibu tinggal bersama suami dan 2 anaknya.
c.      Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga dan masyarakat baik, walaupun ibu tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi ibu-ibu di desanya.
d.      Ibu mengatakan ibu tidak pantang makan makanan tertentu dan tidak ada pantangan makanan dari keluarga.
e.      Ibu mengatakan ibu beragama islam.
f.       Ibu mengatakan ibu sangat cemas dengan keadaanya sekarang karena tidak bisa menyusui bayinya dan takut apabila kebutuhan ASI untuk bayinya tidak tercukupi.
g.      Ibu mengatakan ibu sudah mempunyai pengetahuan tentang masa nifas dan cara merawat bayi sehari-hari karena ibu pernah melahirkan sebelumnya, tetapi ibu belum bisa cara merawat payudaranya agar tidak bengkak dan ASInya bisa lancar sehingga bayinya bisa mendapat ASI dan tidak gumoh.

9)    Data penunjang di dapat dari KMS
a.    Riwayat kehamilan sekarang
1)    Kehamilan yang ke-2, pernah melahirkan 1 kali, dan tidak pernah keguguran.
2)    HPHT       : 25 Januari 2011
3)    HPL          : 1 November 2011
4)    Umur kehamilan : 37 minggu 5 hari
5)    ANC :
TM I          : Periksa          : 2 kali
                   Keluhan         : Mual, muntah, pusing
                   Terapi            : Asam folat 1x1, Kalk 1x1,
TM II         : Periksa          : 4 kali
                   Keluhan         : Tidak ada keluhan
                   Terapi            : Asam folat 1x1, Kalk 1x1, Etabion
  1x1
TM III        : Periksa          : 1 kali
                   Keluhan         : Kenceng-kenceng
                   Terapi            : Kalk 1x1, Etabion 1x1, Vit. C 3x1
b.    Lama persalinan dan jumlah perdarahan
Lama persalinan : 6 jam 55 menit
Kala I              : 4 jam 40 menit, tidak ada komplikasi ibu dan bayi,
  blood slim
Kala II             : 10 menit, tidak ada komplikasi ibu dan bayi, 75 ml
Kala III            : 5 menit, tidak ada komplikasi ibu dan bayi, 100 ml
Kala IV           : 2 jam, tidak ada komplikasi ibu dan bayi, 100 ml
Ketuban pecah pukul 10.20 WIB dengan di amniotomi, warna jernih, bau khas.
Tidak terdapat robekan perineum
c.    Bayi
1)    Lahir                     : Jam 10.50 WIB
2)    Jenis kelamin       : Laki-laki
3)    Berat badan         : 3700 gram
4)    Panjang badan     : 54 cm
5)    Lingkar dada        : 33 cm
6)    Lingkar kepala     : 30 cm
7)    APGAR                : 9-9-10
8)    Cacat bawaan      : Tidak ada
d.    Plasenta
Plasenta lahir lengkap, kotiledon utuh, bentuk bulat, diameter kurang lebih 25 cm, berat plasenta 500 gram, panjang tali pusat kurang lebih 52 cm, tebal kurang lebih 3 cm, insersi lateralis.

B.    OBYEKTIF
1.    Pemeriksaan umum
Keadaan umum               : Baik
Kesadaran                        : Composmentis
TTV                                  : TD     : 110/70 mmHg     Rr  : 20 x/menit    
  N       : 80 x/menit          S     : 37, 3 0C

2.    Pemeriksaan Fisik
a.      Kepala
Bentuk mesocephal, rambut bersih, tidak ada ketombe, panjang dan tidak rontok, tidak ada benjolan abnormal.
b.      Muka
Semitris, tidak pucat, tidak ada oedema.   
c.      Mata
Simetris, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis.      
d.      Hidung
Semetris, tidak ada pembesaran polip, tidak ada penumpukan secret.
e.      Mulut dan gigi
Mulut dan lidah bersih, tidak ada sariawan, bibir lembab, tidak ada karies gigi.
f.       Telinga
Simetris, tidak ada penumpukan serumen.
g.      Leher
Tidak ada pembesaran vena  jugularis, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
h.      Dada   
Pernapasan teratur, pergerakan dada normal, tidak ada benjolan abnormal.
i.       Ketiak
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

j.       Abdomen
Tidak ada luka bekas operasi.
k.      Genetalia
Tidak terdapat jahitan perineum, tidak ada oedema.
l.       Ekstremitas   
Atas       : normal, tidak ada oedema, pergerakan aktif.
Bawah   : normal, tidak ada oedema, tidak ada varises,        
                pergerakan aktif.

3.      Pemeriksaan obstetri
a.      Muka
Inspeksi : tidak pucat, tidak ada cloasma, tidak ada oedema.
b.      Mammae
1)     Inspeksi
Pada kedua mammae areola mammae menghitam dan lebih menonjol, putting susu lebih mendatar, terlihat besar, penuh, tegang, dan ASI tidak menetes.
2)     Palpasi
Pada kedua mammae teraba keras, tegang, terdapat pembengkakan, ada nyeri tekan, ASI keluar sedikit warna putih encer bau khas ASI.
c.      Abdomen
1)     Inspeksi
Tidak terdapat luka bekas operasi, terdapat linea nigra, tidak terdapat strie gravidarum.
2)     Palpasi
Kontraksi uterus baik, TFU pertengahan antara pusat-simphysis.
d.      Genetalia
Inspeksi : tidak ada tanda-tanda infeksi, PPV lochea
        sanguinolenta.
4.      Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan


II.      INTERPRESTASI DATA DASAR
a.      Diagnosa :
Ny. U P2 A0 umur 29 tahun hari ke 4 post partum fisiologis fisiologis dengan bendungan ASI.
Data Dasar :  
DS :
1)    Ibu mengatakan bahwa ini anak yang ke-2 pernah melahirkan 1 kali dan tidak pernah keguguran
2)    Ibu mengatakan berumur 29 tahun
3)    Ibu mengatakan baru saja melahirkan tanggal 16 oktober 2011 secara normal
4)    Ibu mengatakan bahwa payudaranya bengkak, terasa sakit, pengeluaran ASI hanya sedikit, dan bayinya menyusu hanya sebentar saja.
5)    Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang

DO :
1)    Payudara bengkak, keras, ada nyeri tekan
2)    Suhu 37,30C
3)    ASI keluar sedikit
4)    Involusi uteri baik (TFU pertengahan antara pusat-simphysis)
5)    Pengeluaran lochea yaitu lochea sanguinolenta
b.    Masalah :
Ibu merasa cemas terhadap kedua payudaranya bengkak, keras, terasa sakit, pengeluaran ASI sedikit, dan bayinya menyusu hanya sebentar saja kemudian gumoh.
c.    Kebutuhan :
Beri konseling tentang perawatan payudara dan cara menyusui bayi yang benar.


III.    DIAGNOSA POTENSIAL
Diagnosa potensisal yang dapat terjadi pada bendungan ASI adalah Mastitis
Dasar :
Apabila terjadi sumbatan yang tidak segera dikeluarkan maka mengakibatkan infeksi pada payudara dan mengakibatkan nyeri pada payudara.

IV.    IDENTIFIKASI MASALAHA DAN KEBUTUHAN SEGERA
Untuk mencegah terjadinya mastitis pada payudara yaitu dengan mengajari ibu cara merawat payudara dan cara menyusui bayi yang benar.
V.     INTERVENSI
Tanggal 20 Oktober 2011, 06.15 WIB
1.    Beritahu ibu tentang keadaan umum ibu
2.    Nilai tanda-tanda infeksi
3.    Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin
4.    Ajari ibu cara mengompres payudara dengan air hangat
5.    Ajarkan ibu cara mengosongkan payudara
6.    Ajarkan ibu cara penyimpanan ASI
7.    Ajari ibu cara merawat payudara
8.    Ajari ibu cara menyusui yang benar
9.    Beri tahu ibu tentang ASI eksklusif
10.  Beri terapi peroral dan beritahu cara minum


VI.    IMPLEMENTASI
Tanggal 20 Oktober 2011
1.      06.20 WIB
Memeritahu tentang keadaan umum ibu bahwa nifasnya berjalan normal, TFU pertengahan antara pusat-simpisis, lochea sanguinolenta. Sedangkan pembengakakn payudara yang dialami ibu termasuk hal yang wajar karena disebabkan oleh produksi ASI yang meningkat, tetapi keluarnya tidak lancar dan bayi tidak menyusu dengan baik, sehingga ASI terkumpul di payudara dan menyebabkan pembengkakan.


2.      06.23 WIB
Menilai tanda-tanda infeksi yaitu pada payudara ibu tidak terlihat kemerah-merahan, mengkilat, suhu tubuh tidak lebih dari 37,5-380C dan sakit kepala,
3.      06.27 WIB
Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui sesering mungkin setiap 2-3 jam setiap bayinya menginginkan dan sampai bayinya merasa kenyang, kira-kira selama 10 menit payudara sebelah kanan dan 10 menit pada payudara sebelah kiri, selain itu akan membantu bayi berlatih menyusu dengan aktif.
4.      06.31 WIB
Mengajari ibu cara mengompres payudara dengan air hangat yaitu dengan cara :
a.    Cuci tangan
b.    Buka baju bagian atas dab bra ibu
c.    Letakkan kain bersih yang sudah dicelupkan air hangat dan diperas pada salah satu payudara selama kira-kira 5 menit.
d.    Lakukan hal yang sama secara bergantian pada payudara yang satunya.
e.    Keringkan payudara dengan kain bersih.
5.      06.43 WIB
Mengajarkan ibu cara mengosongkan payudara yaitu dengan cara setiap bayi menyusu kosongkan satu payudara terlebih dahulu sebelum diberikan ke payudara yang lain, jika payudara kosong berarti bayi terlihat puas, jika bayi akan menyusu berikan payudara yang belum disusukan. Apabila bayi sudah menyusu dengan puas, namun payudara masih terapa penuh, lakukan pengosongan payudara dengan menggunakan tangan atau pompa ASI.
Cara mengosongkan payudara dengan tangan :
a.    Cuci tangan sampai bersih.
b.    Pegang cangkir bersih untuk menampung ASI.
c.    Condongkan payudara kedepan dan sangga payudara dengan tangan.
d.    Letakkan ibu jari pada batas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areoa mammae bagian bawah sehingga berhadapan.
e.    Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi.
f.     Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memeras dam mengeluarkan ASI yang berada di dalam sinus lactiferous.
g.    Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali.
h.    Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan.
i.      Lakukan berulang-ulang sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara.
j.      Jangan memijat atau menarik putting susu, karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit.

Macam-macam pompa ASI :
a.    Pompa Manual
1)    Tipe silindris
2)    Tipe silindris bersudut
3)    Tipe terompet
b.    Pompa Elektrik
6.      06.53 WIB
Mengajari ibu cara peyimpanan ASI yaitu ASI bisa disampan dan bisa diberikan lagi pada bayi dengan penyimpanan yang benar. Jika disimpan di ruangan biasa ASI bisa digunakan 6-8 jam, di lemari es (40C) bertahan selama 1 hari, di freezer bertahan 6 bulan.
7.      06.58 WIB
Mengajari ibu cara merawat payudara dengan cara :
a.   Cuci tangan.
b.   Buka baju bagian atas dan bra ibu, pasang handuk kering diletakkan di bahu dan pangkuan ibu.
c.   Kompres kedua putting susu dan areola mamaae dengan menggunakan baby oil, diamkan ± 3 menit untuk mengeluarkan kotoran yang ada di putting dan areola mamae.
d.   Licinkan kedua telapak tangan dengan baby oil.
e.   Letakkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara. Lakukan pengurutan ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 20-30 kali.
f.    Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal payudara berakhir dengan gerakan spiral pada daerah putting susu. Lakukan sebanyak 20-30 kali pada setiap payudara.
g.   Buatlah gerakan memutar sambil menekan dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu di seluruh bagian payudara. Lakukan gerakan seperti ini pada payudara kanan. Dilakukan sebanyak 20-30 kali.
h.   Sangga payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah putting susu. Lakukan tahap yang sama pada kedua payudara. Lakukan gerakan ini sekitar 30 kali.
i.    Kompres dan bersihkan payudara menggunakan waslap dengan air hangat dan air dingin secara bergantian selama 5 menit.
j.    Keringkan payudara dengan handuk bersih dan kering.
k.   Cuci tangan.
8.      07.08 WIB
Mengajari ibu cara menyusui yang benar yaitu tangan ibu sejajar dengan siku ibu, badan bayi lurus dan perut  bayi menempel pada tubuh ibu, kepala bayi menghadap payudara, payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah, bayi diberi rangsangan agar membuka mulut bayi, putting susu masuk seluruhnya ke mulut bayi. Ibu duduk tegak dan lurus. Dan menyendawakan bayi setelah selesai menyusui agar dengan cara menepuk-nepuk punggung bayi secara perlahan agar bayi tidak gumoh.
Tanda bayi cukup ASI :
a.    Terdengar bunyi suara menelan.
b.    Bayi tenang dan puas pada akhir menyusu.
c.    Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat.
9.      07.19 WIB
Memberitahu ibu tentang ASI eksklusif yaitu menyusui selama 6 bulan dengan diberi ASI saja tanpa makanan tambahan apapun. Manfaat ASI eklusif bagi bayi yaitu agar bayi mendapat nutrisi yang sempurna dan tidak mudah terkena penyakit, mendapatkan nutrisi terbaik sesuai kebutuhan, pencernaan tidak dipaksa untuk bekerja keras, menjadi anak yang lebih cerdas. Sedangkan manfaat ASI eksklusif bagi ibu yaitu lebih mudah dan praktis, lebih cepat memenuhi kebutuhan bayi, hubungan antara ibu dan bayi menjadi lebih dekat, mempercepat proses pemulihan rahim ibu, membuat ibu menjadi lebih sehat, menghemat biaya.
10.   07.24 WIB
Memberi terapi peroral dan beritahu cara minum :
Paracetamol             500mg sebanyak 10 tablet diminum 3x1/hari
Etabion 500mg sebanyak 10 tablet diminum 1x1/hari saat malam hari menjelang tidur
Amoxicilin 500mg sebanyak 10 tablet diminum 3x1/hari.

VII.   EVALUASI 
Tanggal 20 Oktober 2011
1.    06.22 WIB
Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya saat ini dan sudah merasa tenang.
2.    06.26 WIB
Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
3.    06.30 WIB
Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
4.    06.41 WIB
Ibu sudah bisa mempraktekan cara mengompres payudara dengan air hangat dan ASI menetes keluar.
5.    06.50 WIB
Ibu sudah bisa mempraktekan cara mengosongkan payudara dan ASI keluar kira-kira 0,5 gelas pada masing-masing payudara.
6.    06.55 WIB
Ibu sudah mengetahui cara penyimpanan ASI.
7.    07.06 WIB
Ibu sudah bisa mempraktekan cara merawat payudara.
8.    07.16 WIB
Ibu sudah bisa mempraktekan cara menyusui yang benar.
9.    07.22 WIB
Ibu sudah mengetahui tentang ASI eksklusif.
10.  07.27 WIB
Ibu sudah menerima terapi peroral dan sudah paham cara meminumnya.

DATA PERKEMBANGAN
PENGKAJIAN 2
Tanggal 21 Oktober 2011, 14.00 WIB
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
ANALISIS
PENATALAKSAAN
JAM
INTERVENSI
JAM
IMPLEMENTASI
JAM
EVALUASI
Ibu mengatakan bengkak payudaranya berkurang dan tidak terasa sakit.

Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan payudara sendiri.
Ibu mengatakan ASInya sudah  keluar lancar.
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya sesuai yang diajarkan, namun bayinya tetap menyusu sebentar dan sudah tidak gumoh.

Ibu mengatakan sudah bisa melakukan pengosongan payudara secara manual dengan tangan.

Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Rr  : 22 x/menit
N   : 84 x/menit
S   : 36,8 0C

Pada palpasi payudara ibu masih teraba keras dan bengkak berkurang, tidak ada nyeri tekan payudara, ASI sudah keluar lancar.

Bayi belum bisa menyusu dengan baik, namun sudah tidak gumoh.

Pengeluaran lochea sanguinolenta.

Tingi fundus uteri pertengahan antara simphysis-pusat

Ny. U P2A0  umur 29 tahun hari ke 5 post partum fisiologis dengan bendungan ASI.
       
10.10 WIB
1.    Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa jadwal.

2.    Motivasi ibu untuk tetap melakukan perawatan payudara.

3.    Pastikan apakah ibu menyusui bayinya dengan benar.

4.    Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.


5.    Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti sayuran-sayuran hijau agar produksi ASInya lancar.













6.    Beri pengetahuan kepada ibu mengenai asuhan pada bayi.



7.    Anjurkan ibu untuk tetap minum obat yang diberikan bidan sesuai dosis dengan teratur.


10.15
WIB





10.20 WIB




10.25 WIB




10.35WIB



10.40 WIB



















10.47 WIB







10. 55 WIB
s












1.    Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa jadwal, hal tersebut dapat membantu bayi berlatih menyusu dengan aktif dan isapan bayi juga dapat merangsang pengeluaran ASI secara efektif.
2.    Memotivasi ibu untuk tetap sering melakukan perawatan payudara untuk memeperlancar sirkulasi darah ibu dan mencegah tersumbatnya ASI sehingga pengeluaran ASI menjadi lancar.
3.    Memastikan apakah ibu menyusui bayinya dengan benar sesuai yang telah diajarkan.



4.    Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, sebaiknya ibu tidur jika bayi tidur agar ibu mempunyai tenaga saat menyusui bayinya lagi.
5.    Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi dengan tambahan sebesar 700 kkal, seperti nasi, lauk, buah, sayuran-sayuran hijau, air minum (minimal 8 gelas/hari atau 3 liter) agar produksi ASInya lancar.
Contoh menu makanan :
Pagi :
Nasi 1,5 centong, telur goreng 1 buah, sayuran 1 mangkok kecil, buah pisang 1 buah.
Siang :
Nasi 2 centong, ikan bandeng goreng 1 buah, sayuran 1 mangkok kecil, buah pepaya 1 potong sedang.
Sore :
Nasi 2 centong, tempe goreng 2 potong, sayuran 1 mangkok kecil, buah jeruk 2 buah.
6.    Memberi pengetahuan kepada ibu mengenai asuhan pada bayi seperti menjaga kehangatan bayinya dengan dibedong dan diganti popoknya jika bayi BAB dan BAK, jaga bayi agar tetap kering, tutup tali pusat degan kassa kering dan jaga tali pusat tetap bersih.
7.    Menganjurkan ibu untuk tetap melanjutkan minum obat yang diberikan bidan :
Paracetamol 500mg (3x1/hari)
Etabion 500mg (1x1/hari saat malam hari menjelang tidur)
Amoxicilin 500mg (3x1/hari)

10.18WIB





10.23 WIB




10.32 WIB




10.38 WIB



10.45 WIB



















10.52WIB







10.53 WIB






1.   Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin tanpa jadwal.
2.    Ibu bersedia untuk tetap melakukan perawatan payudara.

3.    Ibu sudah bisa menyusui bayinya dengan benar.
4.    Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

5.    Ibu bersedia untuk makan makanan yang bergizi.

















6.    Ibu sudah mengetahui cara menjaga kehangatan bayi.



7.    Ibu besedia untuk tetap minum obat yang diberikan bidan sesuai anjuran dengan teratur.



DATA PERKEMBANGAN
PENGKAJIAN 3
Tanggal 23 Oktober 2011, 14.00 WIB
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
ANALISIS
PENATALAKSANAAN
JAM
INTERVENSI
JAM
IMPLEMENTASI
JAM
EVALUASI
Ibu mengatakan payudaranya sudah tidak bengkak, tidak nyeri dan ASInya keluar lancar.

Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menyusu dengan puas.

Ibu mengatakan sudah bisa menyusui dengan benar dan merasa nyaman untuk menyususi bayinya.

Ibu mengatakan sudah bisa melakukan perawatan payudara dengan benar.

Ibu mengatakan meminum obat sesuai dosis dengan teratur.

Ibu mengatakan merasa bahagia karena payudaranya sudah tidak bengkak dan bisa menyusui bayinya secara maksimal.
Tanda-tanda vital:
TD : 120/80 mmHg
Rr  : 20 x/menit
N   :  80 x/menit
S    : 36,5 0C

Pada palpasi, ke dua payudara teraba lunak, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan payudara, ASI keluar lancar dan banyak.

Bayi sudah bisa menyusu dengan baik, tidak gumoh, dan terlihat puas setelah menyusu.

Pengeluaran lochea serosa.

Tingi fundus uteri pertengahan antara simphysis-pusat .

Ny. U P2A0  umur 29 tahun hari ke 7 post partum fisiologis.
       
14.10 WIB
1.    Anjurkan ibu untuk tetap merawat payudara.
2.    Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin secara eksklusif.



3.    Anjurka ibu untuk tetap istirahat yang cukup.
4.    Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi.
5.    Berikan konseling KB pada ibu.















6.    Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi, merawat tali pusat bayi, dan mengimunisasikan bayinya.



14.15
WIB


14.18 WIB









14.25 WIB


14.28 WIB


14.31 WIB
















14.38 WIB
1.    Menganjurkan ibu untuk tetap merawat payudara agar pengeluaran ASI tetap lancar.

2.    Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin secara eksklusif setiap bayi menginginkan agar bayi mendapat nutrisi yang lengkap, isapan mulut bayi juga bisa memperbanyak produksi dan memperlancar ASI sehingga bayi bisa mendapatkan nutrisi yang lengkap selama 6 bulan tanpa tambahan makanan apapun.
3.    Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup.


4.    Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi.


5.    Memberikan konseling KB pada ibu tentang jenis-jenis KB dan penggunaaan KB yang tepat, yaitu :
a.    Untuk menunda kehamilan sebaiknya menggunakan KB pil, IUD, sederhana, implan, suntik.
b.    Untuk menjarangkan sebaiknya menggunakan kehamilan yaitu KB IUD, suntik, pil, implan, sederhana.
c.    Untuk menghentikan kehamilan sebaiknya menggunakan KB steril, IUD, implan, suntik, sederhana, pil.
6.    Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dengan dibedong, mengganti popok yang basah, tutup tali pusat degan kassa kering, jaga tali pusat tetap bersih, membawa bayinya untuk imunisasi BCG 1 bulan kemudian.

14.17 WIB


14.23 WIB









14.27 WIB


14.30WIB


14.37 WIB
















14.45 WIB
1.    Ibu bersedia untuk tetap merawat payudara.
2.    Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin secara eksklusif.



3.    Ibu bersedia untuk tetap istirahat yang cukup.
4.    Ibu bersedia untuk makan makanan yang bergizi.
5.    Ibu sudah paham tentang jenis-jenis alat kontrasepsi dan ibu memilih menggunakan KB suntik karena ibu ingin mempunyai anak lagi.




6.    Ibu bersedia untuk selalu menjaga hangatan bayi, merawat tali pusat, dan imunisasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar